Kamis, 06 Oktober 2011

Pemanfaatan Tataran Ilmiah, Semi Ilmiah, dam Non Ilmiah

1. Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan menyajikan fakta umu8m serta ditulis menurut metedologi penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya,

Karya ilmiah mempunyai tiga cirri yaitu:

1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (factual objektif). Artinya sesuai dengan objek yang diteliti.
2. Bersifat metodis dan sistematis
3. Menggunakan ragam bahasa ilmiahyang baku dan formal, bahasanya bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsitan dan makna ganda.

1. Karya Ilmiah Pendidikan

Karya Ilmiah pendidikan digunakan untuk tugas meresume pelajaran, serta persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan, karya ilmiah terdiri dari :

1. Paper ( Karya Tulis)
2. Pra Skripsi
3. Skripsi
4. Thesis dan,
5. Desrtasi.

2. Karya Ilmiah Penelitian

Karya ilmiah penelitian terdiri dari:

1. Makalah seminar
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal Penelitian


2. Karya Semi Ilmiah

 Wacana semi ilmiah ini dalam bentuk reportase


400 Hektare Hutan Merapi Tidak Dapat Direboisasi
Sekitar 400 hektare hutan di kawasan Taman Nasional Merapi Merbabu atau TNMM yang berada di wilayah Jawa Tengah tidak dapat direboisasi akibat terjangan awan panas. Luas total hutan yang terkena dampak Merapi mencapai 1.246 hektare.
”Hutan yang rusak akibat awan panas Merapi tersebar di daerah Klaten, Boyolali, dan Magelang. Hutan yang benar-benar tidak dapat direboisasi paling luas di daerah Klaten, sekitar 255 hektare,”tutur Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jateng, Sri Puryono di Semarang, Rabu (28/6). Sampai saat ini, kerugian yang timbul akibat kerusakan hutan itu mencapai sekitar Rp 5 miliar.
Sri menyatakan,dana rehabilitasi akan diajukan secepatnya setelah aktivitas Merapi reda. Kegiatan rehabilitasi kemungkinan baru dilaksanakan tahun 2007.
Untuk memulihkan kembali hutan Merapi, diperlukan waktu paling tidak 30 tahun. Hal ini didasarkan pada rata-rata umur pohon di kawasan itu. Reboisasi hanya dapat dilakukan pada daerah-daerah yang timbunan material Merapi tidak terlau besar. Kerusakan Hutan Merapi yang mencapai 20 persen dari luas keseluruhan, ternyata, berdampak besar terhadap fungsi hutan lindung. Dengan hilangnya sebagian daerah resapan air, daerah bawah lereng Merapi menjadi lebih rawan banjir dan kekeringan. Selain itu, satwa lokal, seperti kera dan rusa juga terancam.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Rabu, memasang satu sirine tanda bahaya sebagai sebuah sistem peringatan dini atas erupsi Merapi di Lereng Merapi sektor selatan-tenggara atau sektor yang saat ini menjadi lajur utama awan panas.
Kepala seksi Gunung Merapi BPPTK Subandrio mengatakan, sirine itu menjadi alat komando penting bagi warga jika terjadi luncuran awas panas yang beresiko sampai ke pemukiman penduduk. ”Sampai saat ini masih ada potensi terjadinya awan panas besar, terutama yang mengarah ke Kali Gendol atau atau sektor selatan-tenggara,”ujarnya.
Sirine ini dipasang di dusun Pangukrejo, desa Umbulharjo, kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY. Dibanding semua sirine yang sudah ada di Lereng Merapi, sirine ini memakai sistem baru, yakni mikrocontroler, menggantikan sistem dualtone multi-frequency (DTMF).
Hingga pukul 06.00 kemarin, gempa guguran tercatat 54 kali, gempa fase banyak 1 kali, dan gempa tektonik 1 kali. Awan panas terjadi 5 kali dengan jarak luncur maksimal 3 km ke Kali Gendol.
”Kondisi merapi masih awas. Jadi, masih berbahaya bagi wisatawan. Petugas juga dilarang masuk,”ujar Riyadi, relawan dari warga Sidorejo yang berada di pintu gerbang objek wisata Deles Indah.

3. Karya Non Ilmiah

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

Karya non ilmiah bersifat:

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.

sumber : http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html